Dongkrak Performa Yamaha RX-King Harian
Dongkrak Performa Yamaha RX-King Harian - Sumber http://maniakmotor.com/ Meski tidak diproduksi massal, komunitas Yamaha RX-King ini masih masal, ya ramai hingga sekarang. Penggemar erjuluk the jambret ini tidak ada matinye di Indonesia. Tren modifnya terus bergrak. Sampai penulis portal ini juga ikutan. Tapi ia nggak puas dengan mesin standar.
KEPALA SILINDER
Yang dikorek pertama mendongkrak rasio kompresi, pemampatan pembakaran dibikin padat, tapi tidak
ekstrem. Ya enak untuk akselerasi saja. Caranya mengurangi volume ruang bakar atau kubahnya dengan cara dibubut. Untuk urusan ini monggo minta bantuan ke tukang bubut.
“Jangan terlalu banyak dicukur, cukup 1-1.5 mm,” wanti pakdhe. Angka ini dianggap ideal. Yang dimanfaatkan hanya mengurangi ruangannya. Bentuk kubah dikembalikan standar, diameter kubahnya 58 mm (gbr-1). Termasuk lebar squis 12 mm, nat 0,5 mm dan derajat kemiringan squish areanya 14o (gbr2). Nah ini tukang bubut yang biasa terima korekan pasti mengerti. Kalau dia nggak ngerti, mendingan cari tukang bubut lain. Tujuannya karakter aslinya si Jambret tidak banyak berubah.
BLOK SILINDER
Gbr-3Gbr-4Kunci kinerja enak mesin 2-tak ada pada lubang silinder blok. Di sana ada lubang transfer dan exhaust. Tapi, khusus RX-King dengar dulu penjelasan pakdhe. Namanya juga pakdhe, orang yang dituakan, umur mekanik ini juga sudah 50 tahun. Katanya silinder RX-King generasi awal diberi kode produksi Y (Y-1 sampai Y-4). RX-king generasi baru kodenya YP alias YP-1 sampai YP-4 ). Coba intip punya brosist, pasti L, ya??? Hehe, itu sih kaos.
Lanjut deh. Katanya diameter lubang transfer dan buang kode Y lebih besar dari YP. Lubang transfer Y disarankan hanya menghaluskan kulit jeruknya, “Ya kulitnya saja yang dibuang, isinya silakan dimakan buat ngusir dahaga,” canda pakdhe semakin berumur semakin bercanda. Beda dengan YP karena lebih kecil boleh dikikis 1 mm . Nah kalau yang ini jeruknya dimakan sekalian kulitnya juga. Hehe....
Gbr-5Buat lubang eksos ada 2 cara yang bisa ditempuh untuk memperlancar gas buang. Pertama memperlebar lubang ke samping kanan-kiri. Tapi cara ini berisiko. Bila pembesarannya terlalu lebar, bisa-bisa ring piston tersangkut pada bibir lubang. Ring kerap patah.
Cara kedua mengikis dinding lubang buang bagian atas, istilahnya mengurangi tinggi lubang eksos (gbr-5). Cara ini lebih aman dari yang pertama dan pengikisannya tidak terbatas. Untuk kode Y silakan ‘dimakan’ 1 mm sedang YP 2 mm. Lebih dari itu motor bakalan ngook, sebab torsinya bergeser ke putaran tinggi. Bawanya juga harus rpm tinggi melulu, ingat ya bukan untuk balap. Juga model lubangnya jangan diubah, usahakan tetap seperti bawaan motor yang elips macam telur.
KENALPOT 3V3
Urusan mesin sudah beres, tinggal atur perangkat gas buang. Pada mesin 2-tak peran kenalpot sangat besar. Hampir 30% tenaga mesin 2-tak ditentukan kenalpot. Disarankan menggunakan kenalpot 3V3 yang dulunya tenar di arena kebut lurus . Bila di Jatim sebutannya kenalpot telo (ketela, red). Karena dimensinya yang mungil dan imut kayak loe, eh salah.
Gbr-6Model kenalpot ini sebenarnya pernah tenar di GP250 akhir 80-an. Pipa perut dan silincer tanpa sambungan. Dimensinya lebih pendek dari kenalpot racing umumnya. Sebab itulah pipa gas buang ini cenderung mengutamakan akselerasi. Di pasaran tersedia banyak merek, dari pabrikan kenalpot beken hingga pengrajin pinggir jalan. Harganya Rp 200-250 rebu.
Reedvalve Dan Karburator
Tinggal setting penyuplai bahan bakar. Akan percuma modif yang telah dilakukan bila part pengabut bensin tidak dimaksimalkan. Untuk itu perlu dilakukan penyesuaian pada reedvalve alias membran dan karburator. Karena uUntuk harian bisa memaksimalkan membran bawaan motor. Tidak usah beli membran yang muahal macam V-Force, apalagi V-Force3 yang hampir Rp 1`,5 juta. “Yang standar tinggal atur tinggi stopper membran 10 mm ,” terang pakdhe dengan logat Jowo Timur.
Lanjut setting karburator. Aslinya RX-King berkarbu Mikuni VM 26, buat yang mau lebih bisa pakai milik Kawasaki Ninja (PWL 26) yang sama venturinya 26mm. Masih kurang juga, ya cangkok karbu PE28 . Sekarang banyak PE versi kw mulai Rp 250 rebu. “Bila motornya sering diajak turing luar kota, lebih sip PE28 karena napasnya panjang,” saran Arif , doi anak klub RX-King yang doyan turing yang lagi nimbrung saat motor dikorek.
Tinggal atur spuyernya. Untuk setting spuyer silakan motor diajak running sembari buka gas. Bila bawahnya terasa menjerit (garing), itu tandanya kering. Lebih percaya lagi mari lihat busi, pasti juga kering yang warnanya putih. Artinya pilot jet-nya minta naik. Sebaliknya bila gas dibejek mesin mbrebet dan nggak nyambung, itu basah, pilotnya minta turun, businya hitam. Jangan berhenti dulu, terus digas hingga mesin meletus. Hehehe, maksudnya sampai 9.000 rpm. Rasakan lagi bila terasa kering, itu main-jet minta naik, begitu sebaliknya persis dengan setting pilot-jet tadi, sampai elektroda busi merah.
Pakdhe juga kasih panduan buat yang pake karbu bawaan motor setelah modifikasi di atas biasanya spuyer naik antara 2-3 step. Tiap motor bisa berbeda ukurannya, tergantung juga dengan cuaca sekitar dan cara bawa motor. Selamat mencoba, jangan lupa tetap utamakan safety. GS
KEPALA SILINDER
Yang dikorek pertama mendongkrak rasio kompresi, pemampatan pembakaran dibikin padat, tapi tidak
ekstrem. Ya enak untuk akselerasi saja. Caranya mengurangi volume ruang bakar atau kubahnya dengan cara dibubut. Untuk urusan ini monggo minta bantuan ke tukang bubut.
“Jangan terlalu banyak dicukur, cukup 1-1.5 mm,” wanti pakdhe. Angka ini dianggap ideal. Yang dimanfaatkan hanya mengurangi ruangannya. Bentuk kubah dikembalikan standar, diameter kubahnya 58 mm (gbr-1). Termasuk lebar squis 12 mm, nat 0,5 mm dan derajat kemiringan squish areanya 14o (gbr2). Nah ini tukang bubut yang biasa terima korekan pasti mengerti. Kalau dia nggak ngerti, mendingan cari tukang bubut lain. Tujuannya karakter aslinya si Jambret tidak banyak berubah.
BLOK SILINDER
Gbr-3Gbr-4Kunci kinerja enak mesin 2-tak ada pada lubang silinder blok. Di sana ada lubang transfer dan exhaust. Tapi, khusus RX-King dengar dulu penjelasan pakdhe. Namanya juga pakdhe, orang yang dituakan, umur mekanik ini juga sudah 50 tahun. Katanya silinder RX-King generasi awal diberi kode produksi Y (Y-1 sampai Y-4). RX-king generasi baru kodenya YP alias YP-1 sampai YP-4 ). Coba intip punya brosist, pasti L, ya??? Hehe, itu sih kaos.
Lanjut deh. Katanya diameter lubang transfer dan buang kode Y lebih besar dari YP. Lubang transfer Y disarankan hanya menghaluskan kulit jeruknya, “Ya kulitnya saja yang dibuang, isinya silakan dimakan buat ngusir dahaga,” canda pakdhe semakin berumur semakin bercanda. Beda dengan YP karena lebih kecil boleh dikikis 1 mm . Nah kalau yang ini jeruknya dimakan sekalian kulitnya juga. Hehe....
Gbr-5Buat lubang eksos ada 2 cara yang bisa ditempuh untuk memperlancar gas buang. Pertama memperlebar lubang ke samping kanan-kiri. Tapi cara ini berisiko. Bila pembesarannya terlalu lebar, bisa-bisa ring piston tersangkut pada bibir lubang. Ring kerap patah.
Cara kedua mengikis dinding lubang buang bagian atas, istilahnya mengurangi tinggi lubang eksos (gbr-5). Cara ini lebih aman dari yang pertama dan pengikisannya tidak terbatas. Untuk kode Y silakan ‘dimakan’ 1 mm sedang YP 2 mm. Lebih dari itu motor bakalan ngook, sebab torsinya bergeser ke putaran tinggi. Bawanya juga harus rpm tinggi melulu, ingat ya bukan untuk balap. Juga model lubangnya jangan diubah, usahakan tetap seperti bawaan motor yang elips macam telur.
KENALPOT 3V3
Urusan mesin sudah beres, tinggal atur perangkat gas buang. Pada mesin 2-tak peran kenalpot sangat besar. Hampir 30% tenaga mesin 2-tak ditentukan kenalpot. Disarankan menggunakan kenalpot 3V3 yang dulunya tenar di arena kebut lurus . Bila di Jatim sebutannya kenalpot telo (ketela, red). Karena dimensinya yang mungil dan imut kayak loe, eh salah.
Gbr-6Model kenalpot ini sebenarnya pernah tenar di GP250 akhir 80-an. Pipa perut dan silincer tanpa sambungan. Dimensinya lebih pendek dari kenalpot racing umumnya. Sebab itulah pipa gas buang ini cenderung mengutamakan akselerasi. Di pasaran tersedia banyak merek, dari pabrikan kenalpot beken hingga pengrajin pinggir jalan. Harganya Rp 200-250 rebu.
Reedvalve Dan Karburator
Tinggal setting penyuplai bahan bakar. Akan percuma modif yang telah dilakukan bila part pengabut bensin tidak dimaksimalkan. Untuk itu perlu dilakukan penyesuaian pada reedvalve alias membran dan karburator. Karena uUntuk harian bisa memaksimalkan membran bawaan motor. Tidak usah beli membran yang muahal macam V-Force, apalagi V-Force3 yang hampir Rp 1`,5 juta. “Yang standar tinggal atur tinggi stopper membran 10 mm ,” terang pakdhe dengan logat Jowo Timur.
Lanjut setting karburator. Aslinya RX-King berkarbu Mikuni VM 26, buat yang mau lebih bisa pakai milik Kawasaki Ninja (PWL 26) yang sama venturinya 26mm. Masih kurang juga, ya cangkok karbu PE28 . Sekarang banyak PE versi kw mulai Rp 250 rebu. “Bila motornya sering diajak turing luar kota, lebih sip PE28 karena napasnya panjang,” saran Arif , doi anak klub RX-King yang doyan turing yang lagi nimbrung saat motor dikorek.
Tinggal atur spuyernya. Untuk setting spuyer silakan motor diajak running sembari buka gas. Bila bawahnya terasa menjerit (garing), itu tandanya kering. Lebih percaya lagi mari lihat busi, pasti juga kering yang warnanya putih. Artinya pilot jet-nya minta naik. Sebaliknya bila gas dibejek mesin mbrebet dan nggak nyambung, itu basah, pilotnya minta turun, businya hitam. Jangan berhenti dulu, terus digas hingga mesin meletus. Hehehe, maksudnya sampai 9.000 rpm. Rasakan lagi bila terasa kering, itu main-jet minta naik, begitu sebaliknya persis dengan setting pilot-jet tadi, sampai elektroda busi merah.
Pakdhe juga kasih panduan buat yang pake karbu bawaan motor setelah modifikasi di atas biasanya spuyer naik antara 2-3 step. Tiap motor bisa berbeda ukurannya, tergantung juga dengan cuaca sekitar dan cara bawa motor. Selamat mencoba, jangan lupa tetap utamakan safety. GS
Comments
Post a Comment