Pengertian Waktu Pengapian/ Timing Ignition

Pengertian Waktu Pengapian/ Timing Ignition - Waktu pengapian umumnya terjadi antara 5 sampai 15 derajat sebelum TMA pada RPM rendah. Tidak semua mesin memiliki waktu pengapian yang sama , tergantung pada spesifikasi standar dari pabrik pembuatnya .  Ada mesin yang pengapian standarnya 7 derajat sebelum TMA , atau 8 derajat  sebelum TMA.

Jadi setiap mesin mempunyai standar waktu pengapian masing - masing , namun cara perhitungan derajatnya tetap sama, misalkan ketika piston menuju TMA , kemudian busi memercikan api pada saat posisi piston 10 derajat sebelum mencapai titik nol derajat TMA (10 derajat sebelum TMA ) , sehingga waktu busi memercikkan api bisa sebut waktu pengapian . 
 Penjelasannya bisa dilihat pada  Gambar 2.9 di bawah ini:



Waktu Pengapian 10 derajat Sebelum TMA


Dalam hal penyetelan waktu pengapian, banyak dipengaruhi oleh banyak faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan rambat api busi di ruang bakar, diantaranya adalah :

1. Efisiensi Volumetrik silinder, semakin banyak bahan bakar yang dihisap masuk ke silinder, semakin lama rentang waktu yang diperlukan untuk membakarnya habis. Contoh, mesin 4 tak dengan lebar katup IN/EX yang besar/ karburator yang venturinya besar dan camshaft/ kem lift dengan durasi tinggi akan memerlukan timing pengapian lebih awal (advance) dibanding mesin dengan katup, karburator dan camshaft yang masih standar.

2. Sifat campuran bahan bakar (Air fuel mixture ratio), campuran kaya/basah membutuhkan waktu lebih lama untuk dibakar dibanding campuran miskin/kering, sehingga membutuhkan waktu pengapian lebih lambat pada mesin 2 tak maupun 4 tak.

3. Rasio Kompresi, semakin tinggi rasio kompresi, semakin padat tekanan di ruang bakar, pembakaran menjadi lebih cepat, sehingga membutuhkan waktu pengapian lebih lambat pada mesin 2 tak maupun 4 tak.

4. Temperatur /Suhu, semakin panas temperatur, semakin tinggi tekanan, semakin mudah bbm terbakar, sehingga membutuhkan waktu pengapian lebih lambat pada mesin 2 tak maupun 4 tak.

5. Oktan bahan bakar,  Hal ini masih terkait dengan kompresi dan tekanan serta suhu di ruang bakar, BBM dengan oktan rendah tidak tahan tekanan, terbakar lebih cepat. Sebaliknya oktan tinggi tidak mudah terbakar, sehingga dapat menahan tekanan kompresi yg tinggi.

6. Spek mesin lainnya: Tipe dan posisi busi, desain porting, desain kubah ruang bakar, profil piston, beban putaran mesin, dll.

Comments

Popular posts from this blog

Warna Kabel CDI Yamaha RX King

MODIFIKASI SISTEM PENGAPIAN PLATINA PADA YAMAHA RX100 JADI CDI AC MENGGUNAKAN PULSER